Sahabat Nagan, pernah dengar tentang Masjid Saminah Sihyadi Solo? Kalau belum, kalian pasti akan terkejut melihat betapa uniknya arsitektur masjid yang satu ini.

Masjid yang terletak di Jalan Tirtonadi, Kecamatan Banjarsari, Solo ini benar-benar memiliki tampilan yang berbeda dari yang biasa kita lihat. Dengan bentuk bundar mirip kulit buah salak dan tanpa kubah tradisional, masjid ini sangat menarik dari segi desain.

Di sisi lain, Masjid Saminah Sihyadi juga memiliki cerita dan kontribusi sosial yang mendalam bagi masyarakat sekitar. Penasaran bagaimana masjid ini bisa jadi begitu spesial? Yuk, kita bahas lima fakta menariknya.

Fakta-fakta Menarik Masjid Saminah Sihyadi Solo 

1. Konsep Arsitektur Masjid Saminah Sihyadi Natural dan Alami 

kubah Masjid Saminah Sihyadi

(kubah Masjid Saminah Sihyadi)

Pertama dan yang paling utama, tentu saja konsep arsitektur Masjid Saminah Sihyadi Solo jelas gak seperti kebanyakan masjid pada umumnya. Masjid ini mengusung konsep arsitektur yang natural dan alami, dengan jendela kayu besar mengelilingi sebagian besar bangunannya.

Alih-alih menggunakan AC atau kipas angin, udara sejuk masuk melalui jendela-jendela yang memungkinkan sirkulasi alami. Ini membuat siapapun yang beribadah di sana merasa nyaman tanpa merasa gerah, sehingga ibadah jadi lebih khusyuk.

Di bagian interior, kesan minimalis terasa kuat dengan perabotan yang sangat sederhana. Mimbarnya hanya berukuran kecil, terbuat dari kaca yang ditopang besi.

Sementara di bagian imam hanya ada sajadah, tempat baca Al-Qur’an, kursi, dan meja kecil. Minimnya perabotan ini membuat ruang ibadah tampak lebih luas dan lapang.

Tanpa dinding yang tebal, masjid ini hanya dikelilingi oleh jendela kayu besar di setiap sisi, memberikan sirkulasi udara yang baik. Di bagian atap, ornamen kayu dengan kaligrafi bertuliskan Allah menambah sentuhan spiritual pada desainnya.

Kolam kecil yang mengelilingi ruang utama semakin menonjolkan nuansa natural dari masjid ini. Yang juga menarik adalah bagian atas masjid yang tidak memiliki kubah, melainkan melingkar dan menyerupai kulit buah salak berwarna coklat.

Di sisi utara terdapat menara yang berbentuk persegi panjang dan menjulang tinggi sebagai simbol masjid. Desain yang unik ini berhasil menarik perhatian masyarakat untuk datang dan beribadah dengan nyaman di Masjid Saminah Sihyadi Solo ini.

2. Mulai Dibangun 2022, Selesai Tahun 2023

interior Masjid Saminah Sihyadi

(interior Masjid Saminah Sihyadi)

Pembangunan Masjid Saminah Sihyadi Solo dimulai pada tahun 2022 dan selesai tepat pada bulan puasa tahun 2023. Berdiri di atas lahan seluas 1.000 meter persegi, masjid ini menelan biaya sekitar Rp 2 miliar.

Salah satu warga Kampung Munggung RT 04 RW 01 menjadi sosok penting di balik pembangunan masjid ini, meskipun tetap memilih untuk tidak mengungkap identitasnya. Setelah selesai, masjid dihibahkan secara penuh untuk kegiatan keagamaan.

Desain uniknya yang dirancang oleh Thaf Fauzi, direktur dari PT Joso Arsitek Mas, mencerminkan kesejukan dan kesuburan dengan taman-taman hijau yang mengelilingi area masjid. Kini, masjid ini telah berdiri kokoh selama satu tahun dan menjadi simbol kuat kedermawanan serta dedikasi dalam menyebarkan kebaikan.

3. Berdiri di Tengah Zona Hitam

Usut punya usut, Sahabat Nagan, Masjid Saminah Sihyadi Solo punya misi yang mulia, meski berdiri di tengah zona hitam di Kampung Gumunggung, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari.

Lingkungan sekitarnya dikenal sebagai sarang preman, penjudi, pemabuk, PSK, dan waria. Tapi masjid ini justru hadir sebagai oase kebaikan di tengah lingkungan tersebut, merangkul mereka yang kerap dipandang negatif bagi masyarakat umum.

Dibangun pada tahun 2022 dan mulai beroperasi pada Ramadhan 2023, masjid berbentuk lingkaran ini menggambarkan filosofi Islam yang inklusif. Artinya, semua orang diterima dalam lingkaran kebaikannya.

Imam besar Masjid Samina, Abdul Fattah dan timnya berhasil merangkul lebih dari sepuluh PSK dan waria, serta beberapa preman menjadi bagian dari pengurus masjid.

“Mereka cukup berkegiatan aktif di masjid. Ada kepala preman yang turut kita rangkul, lalu ada anak buahnya juga ikut ke sini, petugas jaga parkir di sini juga sebagian merupakan mantan preman,” kata Abdul Fattah dikutip dari Medcom.id.

Metode yang dilakukannya, adalah dengan mengajak makan bersama setiap malam sekitar pukul 20.00 hingga 20.30 WIB. Dengan menggelar tikar, warga dari berbagai latar belakang berkumpul. Di momen itulah pendekatan personal dilakukan agar mereka mau beribadah.

Hubungan yang hangat yang terjalin, perlahan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Kemudian lantas membuat banyak orang merasa diterima dan mau berubah menjadi lebih baik.

4. Bukan Sekedar Tempat Ibadah, Tapi Juga Punya Peran Sosial

Masjid Saminah Sihyadi bukan hanya menjadi tempat ibadah, Sahabat Nagan. Hubungan sosial yang dibangun dengan masyarakat sekitar begitu hangat sehingga menguatkan relasi antarumat beragama.

Di sekitar masjid, juga terdapat beberapa gereja yang kerap menjalin hubungan baik dengan pengurus masjid. Hal ini menjadi bukti nyata adanya toleransi di masyarakat berkat adanya Masjid Saminah Sihyadi ini.

Dengan kapasitas antara 450 hingga 500 jamaah, masjid ini memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar. Setiap malam, pada Ramadhan tahun 2023 lalu, rata-rata 300 lebih jamaah mengikuti shalat tarawih di sini.

Selain menjadi tempat ibadah ritual bagi umat Muslim, Masjid Saminah Sihyadi ini juga memainkan peran sosial dengan merangkul berbagai lapisan masyarakat. Ini lantas memberikan manfaat yang lebih luas dari sekadar tempat untuk beribadah.

Lokasi dan Rute Menuju Masjid Saminah Sihyadi

Masjid Saminah Sihyadi Solo berada di Jl. Tirtonadi No. 9, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Lokasinya strategis, dekat dengan Terminal Bus Tirtonadi dan Stasiun KA Solo Balapan. Masjid ini terbuka 24 jam untuk masyarakat yang ingin beribadah.

Buat Sahabat Nagan yang ingin berkunjung, lokasinya berada di Jl. Tirtonadi No.9, Gilingan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Akses menuju lokasi sangat mudah, dan bisa dilalui via transportasi umum yang tersedia.

Alamanya pun juga tidak jauh dari Masjid Raya Sheikh Zayed karena hanya berjarak sekitar 2 kilometer saja. Jika berangkat dari Raya Sheikh Zayed, silakan arahkan kendaraan ke Jalan Semarang-Surakarta ke arah Tirtonadi Park.

Sesampainya di lampu merah Gilingan, belok ke kanan atau ke arah Jalan Letjen S. Parman. Setelah sekitar 200 meter perjalanan, belok ke kanan di Jalan Dr. Setiabudi hingga 700 meter.

Nantinya, akan ada perempatan, silakan arahkan kendaraan ke Jalan Tirtonadi. Tujuan ke Masjid Saminah Sihyadi akan tiba setelah menempuh perjalanan sekitar 80 meter dari perempatan tersebut.

Selengkapnya, cek rutenya via Google Maps. Jika masih bingung, Sahabat Nagan bisa memanfaatkan layanan sewa mobil murah di Solo di Nagantour.

Baca Juga:

    Itulah informasi terkait lima fakta menarik Masjid Saminah Sihyadi. Jika kamu terinspirasi oleh cerita masjid ini dan ingin menjelajahi lebih banyak destinasi menarik di Solo, mengapa tidak mempertimbangkan paket wisata Solo dari Nagantour?

    Dengan paket wisata ini, kamu bisa menikmati kemudahan dalam perjalanan tanpa harus pusing memikirkan akomodasi dan reservasi. Semua telah diatur untuk kenyamanan, waktu, biaya, dan tenaga.

    Yuk, rencanakan liburan seru bersama keluarga, sahabat, atau kerabat bersama Nagantour, dan jadikan liburanmu lebih berkesan!

    Rate this post