Menikah merupakan salah satu hak bagi setiap orang. Kamu bisa bebas menentukan kapan kamu akan menikah, bahkan dalam Islam, ada bulan-bulan yang dianggap baik. Namun, bagaimana dengan penanggalan Jawa seperti menikah di bulan Suro? 

Cari tahu lebih lengkapnya hanya di Nagantour ya!

Menikah di Bulan Suro Menurut Islam

Bulan Suro atau Asyura merupakan awal tahun kalender Hijriyah. Dalam Islam, tidak ada pantangan walaupun ada bulan tertentu yang dianggap baik untuk kamu melangsungkan pernikahan seperti di bulan Syawal. Ini karena saat Syawal, Rasulullah SAW melangsungkan pernikahan pada bulan ini. 

Menurut KH Marzuki Mustamar selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, bulan Asyura dianggap sebagai bulan prihatin atau bulan duka. Ini karena saat bulan tersebut, Husain bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah SAW meninggal. 

Melansir dari kanal YouTube NU Channel, karena alasan tersebutlah, akhirnya para Kyai di Jawa membuat aturan, yaitu tidak mengadakan hajat besar di bulan Asyura. 

Menikah di Bulan Suro dalam Tradisi Jawa

larangan menikah di bulan suro dalam jawa

larangan menikah di bulan suro dalam Jawa (Cr. The Asian Parent)

Dalam tradisi Jawa, bulan Asyura atau Suro dianggap sebagai bulan sakral. 

Sebagai penyambutan bulan Asyura, ada beberapa aktivitas yang bisa kamu temui seperti doa, tahlil dan amalan yang lainnya. Di sisi lain, dalam kejawen, tradisi Jawa ada beragam pantangan atau larangan yang tidak boleh kamu lakukan, termasuk menyelenggarakan pesta pernikahan. 

Bagi masyarakat Jawa, menikah di bulan Suro bisa mendatangkan kesialan. Keyakinan tersebut turun temurun dari nenek moyang dan masih diyakini hingga saat ini seperti penelitian dalam Journal of Shana Vol. 1 No. 02 Edisi Juni 2022. Larangan untuk mengadakan pernikahan di bulan Suro tercantum pada Surat Centhini. 

Dilansir dari Kompas, Prof. Dr. Bani Sudardi, Pengamat Budaya UNS, mengemukakan jika ada beberapa tanggal yang menjadi pantangan. Khusus di bulan Suro, tanggal yang dianggap pantangan adalah tanggal:

  • 17, 11, 14, 27 ketika Rabu Pahing karena akan banyak godaaan. 
  • 13 Suro karena merupakan waktu ketika Raja Namrud membakar Nabi Ibrahim. 
  • 11 dan 6 yang dianggap sebagai tanggal naas.

Bani juga menambahkan adanya larangan menikah di bulan Suro karena Suro dianggap sebagai bulan para raja (sasine ratu). Dahulu, hanya golongan bangsawan saja yang boleh mengadakan pernikahan saat Suro. 

Alasan lain adalah karena Suro merupakan masa peralihan tahun. Masyarakat Jawa meyakini jika tidak boleh melakukan aktivitas saat masa transisi tersebut, tepatnya saat tengah hari atau senja. Dalam tradisi, ketika tengah atau senja merupakan masa ketika batara kala mencari makan. 

Karena alasan itulah, masyarakat Jawa menghindari mengadakan pernikahan atau hajatan 

Larangan di Bulan Suro

larangan di bulan suro

Keraton Yogyakarta, tempat Mubeng Beteng (Cr. GMaps/And_rheana Kharina

Selain menikah, ada larangan lain di bulan Suro yang perlu kamu tahu, yaitu:

  • Keluar Malam Hari

Saat malam 1 Suro, masyarakat dilarang untuk keluar saat malam hari. Sebagian masyarakat percaya, jika keluar saat malam hari akan mendapatkan kesialan atau hal yang tidak mereka inginkan. 

  • Tidak Boleh Berbicara atau Berisik

Ketika malam 1 Suro, kamu tidak diperkenankan untuk berbicara atau berisik. Karena hal tersebutlah ketika Tapak Bisu atau Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta dan Benteng Baluwerti, kamu tidak boleh berbicara. 

  • Berkata Kasar atau Hal Buruk

Tidak sedikit masyarakat Jawa yang percaya  jika saat malam 1 Suro banyak makhluk gaib yang berkeliaran dan mencari manusia lalai. Karena hal ini, muncul larangan untuk berbicara buruk atau kasar ketika malam 1 Suro. Jika tidak, maka perkataan tersebut bisa menjadi kenyataan. 

  • Membangun atau Pindah Rumah

Saat malam 1 Suro, orang Jawa percaya jika kesialan akan datang jika kamu membangun/pindah rumah.

Itulah sedikit mitos dan tradisi tentang menikah di bulan Suro yang hingga saat ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa. Walaupun begitu, kamu tetap bisa melakukan aktivitas lain seperti liburan di Jogja bersama Nagantour

Rate this post